Desa Tomok, Nirwana Ditengah Ombak Danau Toba
- Novia Fadina
- Mar 9, 2018
- 2 min read
Berbicara tentang wisata di Sumatra Utara, hal pertama yang terbesit dibenak sebagian orang pastilah Danau Toba. Danau Toba merupakan tempat wisata yang cukup terkenal di Sumatra Utara. Secara umum, banyak orang yang mengatakan bahwa Danau Toba berada di kota Medan. Tetapi sebenarnya, Danau Toba berada di tepi kota Parapat yang jaraknya lumayan jauh dari kota Medan. Perjalanan jelajah Indonesia yang akan saya bahas kali ini adalah mengenai sebuah objek wisata yang berada di Danau Toba. Sebelumnya, alasan mengapa saya mengunjungi Danau Toba adalah karena rumah nenek saya yang terletak di Tebing Tinggi yang tidak terlalu jauh dari sana (kurang lebih sekitar dua jam). Dan karena saat itu keluarga besar saya berkumpul di Tebing Tinggi, maka kami memutuskan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan berlibur disana. Menurut saya, tidak afdol rasanya jika tidak mengunjungi tempat-tempat bersejarah ketika berada di Sumatra Utara.

Sumber: Dokumentasi pribadi
Ok, kembali lagi ke topik sebelumnya, apa kalian tahu objek wisata yang berada di Danau Toba yang saya maksud tadi? Nah, tepat sekali! Saya mengunjungi Desa Tomok yang berada di Pulau Samosir. Pulau Samosir sendiri adalah pulau yang terletak di tengah Danau Toba sehingga bisa dikatakan bahwa pulau ini adalah ‘Surga ditengah lautan Sumut’. Untuk sampai di Pulau Samosir, saya (dan keluarga besar saya) harus menaiki kapal Feri. Kapal ini akan berangkat ke Pulau tersebut setiap dua jam sekali. Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit. Agar tidak merasa jenuh, penumpang dihibur oleh para pengamen yang bertugas menyenandungkan lagu-lagu selama perjalanan.

Sumber: Kompasiana.com
Setibanya disana, hal yang pertama kali saya lihat adalah sebuah tugu putih yang menjadi tanda bahwa saya sudah sampai di Pulau Samosir. Setelah itu, saya menyusuri jalan setapak yang mengarah pada kios pedagang. Banyak kios pedagang yang menjajakan souvenir khas daerah tersebut seperti pakaian, ulos, gantungan kunci, dan lain-lain. Saat itu, saya memilih untuk membeli souvenir berupa gantungan kunci berbentuk rumah adat Batak untuk teman-teman di Bandung sebagai oleh-oleh. Ada beberapa tempat wisata yang kami kunjungi, salah satunya adalah rumah adat Batak. Saya dan beberapa orang dari keluarga saya mengabadikan momen didepan rumah adat Batak. Setelah itu, saya mengunjungi museum yang ada di dalam rumah adat tersebut. Museum itu berisikan sejarah-sejarah dari suku Batak. Sebenarnya, ada salah satu objek wisata yang belum sempat saya kunjungi saat itu yaitu Sigale-gale. Saya tidak bisa menonton pertunjukannya karena ketika saya sampai ternyata pertunjukkan sudah berlangsung beberapa menit sebelumnya.

Sumber: Cirebonradio.com
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari seorang tour guide, Sigale-gale sebenarnya adalah putra tunggal dari Raja Rahat yang memiliki paras yang tampan. Namun sayang, putra Raja (Manggale), meninggal di medan perang. Hal ini yang membuat Raja Rahat depresi dan mengalami gangguan kejiwaan. Seorang tabib memberi usulan kepada penasehat kerajaan untuk dibuatkan sebuah upacara kerajaan dan memahat kayu menyerupai wajah anaknya. Tabib tersebut memanggil roh Sigale-gale dan menortor dengan iringan musik khas Batak Toba. Dan sampai saat ini, Sigale-gale tetap menjadi destinasi wisata yang paling ditunggu oleh turis baik dalam negeri maupun mancanegara. Setelah puas mengelilingi Desa Tomok, saya kembali ke kapal Feri yang mengantarkan saya ke tepi Danau Toba.
Perjalanan menuju Pulau Samosir mungkin menjadi hal yang cukup menakjubkan bagi saya. Alasannya, karena ternyata dibalik tangguhnya ombak Danau Toba, tersimpan juga budaya Batak yang tetap melegenda. Karena itu, jangan lupa untuk mengunjungi Pulau Samosir saat berada di Sumatra Utara ya, trip buddies!.






Comments