Mendaki Gunung Selagi Puasa, Why Not?
- Debora Septika Sitompul
- May 19, 2018
- 2 min read
Kegiatan mendaki gunung hingga kini menjadi olahraga paling diminati oleh seluruh kalangan dari berbagai usia. Bagi para climbers, tiada hari tanpa mendaki gunung. Namun bukan hanya para pendaki, kalian juga bisa jadikan kegiatan yang membutuhkan tenaga ekstra ini sebagai tujuan wisata di akhir pekan. Mungkin akan muncul dalam benak kalian, apa mungkin mendaki gunung adalah pilihan tepat dikala bulan Ramadhan seperti ini? Disamping menahan diri dari lapar dan haus, pendakian seringkali menguras tenaga, apalagi kalau kegiatannya itu mendaki gunung.
Mendaki gunung ketika berpuasa memang berbeda rasanya dibanding mendaki di hari biasa. Namun tidak bila kalian tahu cara menyiasatinya. Pendakian selama puasa tentu akan terasa lebih menyenangkan. Untuk mengisi akhir pekan, Open Trip akan bagikan list hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pendakian selama berpuasa.
1. Kenali kemampuan fisik

Mengenali kemampuan sejauh mana kekuatan fisik mampu bertahan hingga ke puncak adalah poin penting dalam melakukan pendakian. Kekuatan fisik masing-masing orang tentu berbeda-beda, dan hanya pribadi kalian yang dapat mengetahuinya. Jangan paksakan diri untuk sampai di puncak, meskipun titik puncak sejatinya tujuan akhir para pendaki. Jika kalian sudah merasa tak mampu lagi, ambil waktu istirahat kemudian lanjutkan kembali perjalanan bila tubuh sudah merasa bugar kembali. Trip Buddies jangan sampai batal puasa karena memaksakan diri hingga ke puncak gunung, ya!
2. Tentukan waktu pendakian

Menentukan waktu pendakian sangat penting, agar mendaki gunung tidak memberatkan kewajiban untuk berpuasa. Pilih jadwal pendakian yang tepat dan sesuai. Biasanya, pendakian baik bila dimulai saat sore hari, malam hari atau setelah sahur dan salat subuh. Dalam kondisi puasa, mengambil start pendakian di malam hari menjadi alternatif baik. Karena kalian akan lebih cepat sampai di puncak pada pagi hari atau siang hari. Tentukan waktu yang paling cocok bagi kalian, agar hobi dan ibadah dapat berjalan beriringan.
3. Pilih trek yang ringan

Medan pendakian yang berat memang memberi kesan petualangan luar biasa. Ketika masih dalam kondisi berpuasa, jangan ambil rute perjalanan yang berat dan rumit. Pemilihan gunung sebagai lokasi pendakian perlu dikondisikan dengan kondisi tubuh. Gunung yang memiliki hutan lebat cocok bagi kalian yang sedang menjalani ibadah puasa. Dengan trek pendakian yang berhutan lebat, tubuh dapat terlindungi diri dari dehidrasi.
4. Cari teman perjalanan yang pas

Puasa bukan hanya perkara menahan lapar dan haus, puasa juga menahan emosi. Tubuh yang lelah kadangkala membuat psikologis kita cepat marah karena teman seperjalanan yang tidak sesuai. Ajak teman yang memiliki kecocokan dengan kalian, khususnya mereka yang bisa menghormati keadaan kalian yang sedang berpuasa.
5. Tidak mengemas barang berlebihan
Ketika memilih untuk mendaki gunung selagi berpuasa, efisiensikan perlengkapan bawaan kalian, agar tidak memberatkan perjalanan. kemas perlengkapan yang memiliki fungsi multiganda, seperti jaket water proof. Gunakan selalu perlengkapan untuk kegiatan outdoor dan peralatan pakaian yang dapat dengan mudah dikeringkan serta fleksibel untuk suhu tubuh pada berbagai kondisi alam.
Meski sedang berpuasa, bukan berarti aktivitas mendaki gunung bukanlah hal yang tak mungkin untuk dilakukan. Yuk isi akhir pekan kalian dengan kegiatan pendakian selama bulan puasa. Yuk nikmati suasana lebaran sambil liburan bersama Open Trip. Jadi, naik gunung saat puasa, siapa takut?






Comments